Perbedaan Teknologi 1G, 2G, 2.5G, 3G, 3.5G, 4G Dan 5G - Yang pertama harus diketahui adalah huruf “ G ” di situ berarti
Generasi, jadi ketika anda mendengar ada orang yang berbicara mengenai
jaringan 4G, maka itu artinya mereka sedang membicarakan mengenai
jaringan wireless berbasis pada teknologi jaringan generasi ke 4.
Agar lebih faham mari kita telusuri dari generasi pertama (1G) dimana ponsel benar-benar disebut ponsel, tidak disebut ponsel pintar (smart phone) atau ponsel bodoh, atau ponsel super atau apapun itu. yang pasti mereka akan terlihat menonjol di saku anda.
Mereka sangat sederhana hanya digunakan untuk menelfon saja. tidak ada yang lain, tidak ada fitur jejaring sosial, tidak membutuhkan flash player 10.1 tidak ada yang mengupload hasil jepretan kamera 5 Mega Pixel ke filcker dan mereka tidak berubah menjadi hotspot nirkabel yang bisa menghubungkan beberapa ponsel lainnya ke internet.
Teknologi sekarang sudah sangat maju dan GPRS, EDGE, UMTS, HSDPA adalah generasinya. GPRS adalah generasi pertamanya disusul dengan Edge dengan memberikan layanan agak cepat lalu 3G dengan menghadirkan layanan tercepat dan akhirnya teknologi sekarang 3.5G menyingkirkan semua dengan menghadirkan layanan sangat cepat untuk mengakses data, dan mungkin akan hadir layanan 4G.
Agar lebih faham mari kita telusuri dari generasi pertama (1G) dimana ponsel benar-benar disebut ponsel, tidak disebut ponsel pintar (smart phone) atau ponsel bodoh, atau ponsel super atau apapun itu. yang pasti mereka akan terlihat menonjol di saku anda.
Mereka sangat sederhana hanya digunakan untuk menelfon saja. tidak ada yang lain, tidak ada fitur jejaring sosial, tidak membutuhkan flash player 10.1 tidak ada yang mengupload hasil jepretan kamera 5 Mega Pixel ke filcker dan mereka tidak berubah menjadi hotspot nirkabel yang bisa menghubungkan beberapa ponsel lainnya ke internet.
Teknologi sekarang sudah sangat maju dan GPRS, EDGE, UMTS, HSDPA adalah generasinya. GPRS adalah generasi pertamanya disusul dengan Edge dengan memberikan layanan agak cepat lalu 3G dengan menghadirkan layanan tercepat dan akhirnya teknologi sekarang 3.5G menyingkirkan semua dengan menghadirkan layanan sangat cepat untuk mengakses data, dan mungkin akan hadir layanan 4G.
Semua jenis radio transmisi seperti GSM, TDMA, EDGE, CDMA 2G, 2.5G akan dapat
digunakan, dan dapat berintegrasi dengan mudah dengan radio yang
di operasikan tanpa lisensi seperti IEEE 802.11 di frekuensi 2.4GHz
& 5-5.8Ghz, bluetooth dan selular. Integrasi voice dan data dalam
channel yang sama. Integrasi voice dan data aplikasi SIP-enabled.
Sitra WiMAX merupakan operator 4G pertama yang meluncurkan layanan 4G
Wireless Broadband di Indonesia. Sitra WiMAX adalah bagian dari Lippo
Group dan merek dagang terbaru dari PT. Firstmedia Tbk. Sitra WiMAX akan
melayani 4G Wireless Broadband pertama di Indonesia di daerah terpadat
dan sekaligus memiliki hak izin BWA termahal yaitu di coverage Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Propinsi Banten, Sumatera Utara, dan
Propinsi NAD.
Mengenal Berbagai Macam Teknologi 4G
Jaringan akses generasi ke-3 (3G) seperti WCDMA dan cdma2000 memiliki
struktur jaringan yang kompleks dan perlu melibatkan banyak protokol
untuk meng-cover seluruh sistemnya. Oleh sebab itu, jaringan akses
generasi ke-4 (4G) diharapkan memiliki struktur yang lebih sederhana
yang seluruhnya berbasis pada internet protocol (all-IP). Dengan
berbasis pada IP, seluruh lalu lintas paket dalam jaringan akses dan
jaringan backbone adalah seragam, tanpa perlu mengkonversikan satu
protokol ke protokol lainnya.
Sebagian besar jaringan 3G pada dasarnya dibangun di atas jaringan
selular circuit-switched, dimana mereka memiliki gerbang (gateways)
sendiri untuk menterjemahkan paket-paket IP dari jaringan backbone.
Jaringan 3G juga mempunyai protokol dan interface sendiri-sendiri dalam
berkomunikasi sesamanya. Ini menjadi masalah tersendiri dalam hal
interoperability. Oleh sebab itu, untuk mengatasi berbagai masalah ini,
jaringan 4G dirancang sebagai sebuah jaringan all-IP yang berbasis
packet switched seperti halnya jaringan backbone berbasis IP seperti
intranet (LAN, WLAN) dan internet.
Dalam rancangan pengembangannya, jaringan 4G mempunyai 2 visi yang
berbeda. Pertama adalah jaringan 4G yang Revolusioner (4G-R), dimana
dikembangkan sebuah sistem yang inovatif. Yang kedua adalah yang bervisi
Evolusioner (4G-E), dimana jaringan 4G disini mempunyai kemampuan
interworking dengan sistem-sistem jaringan yang telah ada. Model
interworking akan mengintegrasikan jaringan-jaringan selular, jaringan
nirkabel metropolitan (wireless metropolitan area networks - WMANs),
jaringan nirkabel lokal (local wireless local area networks -WLANs), dan
jaringan nirkable personal (wireless personal area networks - WPANs).
Model interworking ini meng-cover skenario jaringan masa depan yang
terintegrasi dimana setiap orang dapat mengakses jaringan kapan saja
(anytime), dari mana saja (anywhere), dan dengan cara apa saja
(anyway).
4G-R
WLAN IEEE 802.11 adalah sistem yang telah mencapai throughput sampai
dengan 54Mbps akan tetapi masih terbatas pada area layanan yang hanya
mencapai beberapa ratus meter saja (200 – 300 meter). Dilain pihak,
jaringan selular saat ini (seperti cdma2000 1x EV-DO) dapat mengcover
layanan sejauh beberapa kilometer, akan tetapi throughput sel nya hanya
mencapai 2Mbps. Berdasarkan hal ini, adalah sangat esensial untuk
mengembangkan sistem yang inovatif yang memiliki throughput yang tinggi
dan jangkauan layanan yang lebar.
Sistem baru 4G yang inovatif ini menggunakan teknik-teknik yang berbeda
dari pendahulunya, seperti penggunaan orthogonal frequency division
multiplexing/multiple access (OFDM/OFDMA) dan antenna dengan sistem
multiple input multiple output (MIMO). Untuk mendukung berbagai
kondisi, seperti mobilitas pengguna, baik yang bergerak dengan
kecepatan tinggi (mobile) atau pun yang berkecepatan rendah (nomadic),
jenis trafik (data atau suara), atau batasan cakupan
(cellcentre/boundary), maka dikembangkanlah teknik-teknik yang
mengkombinasikan beberapa akses jamak (hybrid multiple access).
Kandidat teknologi 4G-R yang paling kuat adalah teknologi jaringan yang
berbasis pada standard IEEE 802.16 dan ETSI/HIPERMAN, yang dikenal
dengan jaringan WiMAX. Standar jaringan ini terus dikembangkan, dari
yang paling awal 802.16 yang hanya mendukung topologi akses
point-to-multipoint line of sight (PMP - LOS), 802.16d yang mendukung
topologi mesh non line of sight (mesh-NLOS), 802.16e yang mendukung
mobilitas, hingga yang terakhir yang masih berjalan, 802.16j yang
mendukung relay bergerak multi hop (multihop mobile relay-MMR) dan
802.16m advance air interface yang memungkinkan rate data 100Mb/s untuk
aplikasi bergerak (mobile application) dan 1Gb/s untuk aplikasi tetap
(fixed application) sesuai dengan persyaratan IMT-Advanced. Pengembangan
jaringan 4G inovatif ini, terutama dalam lapisan Medium Acces Control
(MAC layer – L2) dan lapisan fisik (PHY layer – L1).
4G-E
Berbeda dengan teknologi 4G-R, teknologi yang di usung oleh 4G-E
merupakan pengembangan teknologi berbasis 3G – Universal Mobile
Telecommunication System (UMTS) yang telah diimplementasikan oleh the
Third Generation Partnership Project (3GPP) dan dikenal dengan nama 3GPP
Long Term Evolution (LTE). LTE diperkenalkan sebagai standard 3GPP
Release 8. Pada awalnya pengembangannya, LTE dinyatakan sebagai bentuk
peningkatan teknologi 3G atau pre-4G karena hanya merupakan pengembangan
dari UMTS. Selain itu dengan spesifikasi peak rates 100 Mbps untuk
downlink dan 50 Mbps untuk uplink, LTE jelas tidak memenuhi kriteri
teknologi 4G yang ditetapkan ITU-IMT Advanced.
Menyikapi hal tersebut, dalam workshop yang diadakan di China bulan
April 2008, 3GPP/3GPP2 berkomitmen untuk meningkatkan spesifikasi LTE
untuk memenuhi kriteria 4G. Peningkatan spesifikasi ini dikenal dengan
LTE-Advanced (LTE-A). Selain memenuhi peak rates 1 Gbps, peningkatan
spesifikasi juga dilakukan pada elemen Radio Access Network (RAN) dan
Radio Access Control (RAC) untuk meningkatkan performance jaringan.
Standard resmi LTE-A ditetapkan dalam 3GPP Release 10, dan diharapkan
akan diluncurkan pada kuartal ketiga 2010.
Sementara standard air interface untuk teknologi 4G-R masih terus dalam
pengembangan, demikian juga halnya untuk standard compliances dan
conformances melalui WiMAX forum. Dilain pihak peluang 4G-E sangat
terbuka untuk dipasarkan, terutama oleh operator incumbent, melalui
pre-4G LTE atau paling tidak dengan mengimplementasikan standard 3GPP
Release 5 dan Release 6 yang dikenal dengan nama IP Multimedia Subystem
(IMS).
IMS
Standard IP-Media Subsystem (IMS) dapat menjembatani sekaligus
mengkonvergensikan berbagai teknologi jaringan, sehingga operator
incumbent dengan teknologi GSM/GPRS/EDGE, UMTS/3G, maupun tradisional
PSTN dapat untuk bermigrasi dan memberikan layanan 4G dengan
interoperability antar sistem yang terjamin. Arsitektur umum IMS dapat
dilihat pada gambar berikut :
Arsitektur IMS dengan Interoperability Antar Sistem |
IP Multimedia Subsystem (IMS) adalah sebuah framework baru di bidang
telekomunikasi. Pada awalnya IMS dispesifikasikan untuk jaringan
bergerak, untuk mendukung layanan telekomunikasi berbasis IP. IMS
diperkenalkan pertama kali oleh 3GPP melalui dua fase pengembangan
(release 5 dan release 6) untuk jaringan UMTS. Dilain pihak sebuah
framework IP multimedia lain juga diluncurkan oleh 3GPP2 sebagai the
Multi Media Domain (MMD) untuk jaringan 3G CDMA2000. Pada akhirnya
framework ini diharmonisasikan (bukan digabungkan lho) dengan IMS,
menjadi apa yang berlaku saat ini. Standard IP Multimedia Subsystem
(IMS) ini mendefinisikan sebuah arsitektur dasar jaringan yang mendukung
Voice over IP (VoIP) dan layanan-layanan multimedia lainnya.
Selanjutnya standard IMS dari 3GPP/3GPP2 ini diadopsi sepenuhnya oleh
badan standard ETSI menjadi ETSI/TISPAN.
Dari sini dapat kita lihat, bagaimana 2 badan standard telekomunikasi
yang paling berpengaruh di dunia saling berkompetisi untuk pengembangan
teknologi 4G. IEEE pada 4G-R di satu pihak dan ETSI pada 4G-E di pihak
lainnya.
Dari sisi pengguna, IMS memungkinkan layanan komunikasi
person-to-person dan person-to-content dengan berbagai mode komunikasi,
meliputi suara, teks, gambar dan video, atau kombinasinya, dengan cara
yang sangat personal dan terkontrol.
Dari sisi operator, IMS memberikan satu kemajuan penting pada konsep
arsitektur layering dengan mendefinisikan sebuah arsitektur horizontal,
dimana service enablers dan common functions dapat di gunakan ulang
untuk berbagai aplikasi. Ini sebuah terobosan yang luar biasa pada
konsep layering untuk komunikasi data. Arsitektur horizontal dalam IMS
juga menspesifikasikan interoperability dan kemampuan roaming, selain
itu juga menyediakan bearer control, pentarifan (charging) dan keamanan
(security). Dan yang paling utama, ia dapat diintegrasikan dengan
jaringan suara dan data eksisting dengan mengadopsi berbagai keuntungan
dari domain IT.
Dengan kemampuan yang ditawarkannya, IMS menjadi jembatan untuk
konvergensi jaringan bergerak dan jaringan tak bergerak (fixed-mobile
convergence – FMC). Dengan alasan inilah IMS dapat menjadi solusi bagi
operator jaringan bergerak maupun tak bergerak untuk mengembangkan
bisnis multimedianya dan menyajikan layanan bernilai tambah (value added
services – VAS). Integrasi dari berbagai media yang berbeda membuka
peluang untuk menyediakan layanan komunikasi yang lebih kaya dari pada
layanan yang telah tersedia saat ini.
Meskipun mereduksi penggunaan jaringan circuit switched bukanlah tujuan
IMS, dengan mungkinnya layanan suara lewat packet switched, banyak fihak
yang meramalkan bahwa tereduksinya layanan circuit switched tinggal
menunggu waktu saja. Akan tetapi dengan kemampuan interworking dengan
jaringan circuit switched PSTN dan PLMN, setidaknya ini memperpanjang
umur jaringan circuit switched. Wink
Dengan perangkat-perangkat yang sepenuhnya berbasis software, menjadikan
peluang besar sekaligus tantangan bagi kita untuk mengembangkan IMS
sebagai salah satu produk telekomunikasi nasional.
5G ? 5G Gigabit per second - for the future : 1+ Gbps
Dan, tanpa secara optimal menikmati teknologi 3G dan 4G, di seberang
jalan orang-orang sudah mulai membicarakan teknologi 5G! Anda merasa
gila dibuatnya membayangkan seperti apa wujud ponsel di masa teknologi
5G. Karena Anda paham paradigma teknologi ada kemampuan reduksi wujud
fisik, lamunan Anda terbawa ke masa depan. Saat itu seorang eksekutif
muda yang hendak masuk ke mobilnya bergumam seolah bicara dengan orang
lain melalui alat komunikasi. Anda sadari bentuk ponselnya tidak
digenggam, tetapi di pergelangan tangan layaknya jam tangan! Di
telinganya terselip handsfree berteknologi Bluetooth. Untuk menghubungi
seseorang ia cukup bergumam pelan mengucapkan nama orang yang hendak
dihubungi. Demikian juga untuk mengirimkan pesan teks dan multimedia.
Tapi yang lalu Anda lihat terdapat seutas kabel menjulur dari ponsel
tersebut ke arah benda mirip koper kerja yang ia genggam di tangan
kirinya. Akhirnya Anda sadar sepenuhnya koper kerja tersebut ternyata
sebuah baterai!
Referensi: http://area-teknik.blogspot.com